Sabtu, 28 Maret 2015

Warga Indonesia Tewas di Suriah, JK: “Sudah Risiko di Medan Perang”



Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan keprihatinannya atas tewasnya seorang Warga Negara Indonesia (WNI), Ridwan Abdul Havie, di sebuah pertempuran di Kota Idlib, Suriah. 

Menurutnya, tewas merupakan risiko dalam berperang. 

"Siapa saja yang memutuskan untuk berperang maka memungkinkan terkena senjata, misalkan peluru yang mengakibatkan seseorang tewas, itu risiko," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jumat (27/3). 

Kalla selanjutnya mengatakan saat ini sebanyak 300 WNI berada di Suriah. Sebelumnya, anak Abu Jibril, Ridwan Abdul Hayie dikabarkan tewas saat berperang di Suriah. Ridwan tewas diterjang peluru dari tank pasukan Suriah saat bertempur Kota Idlib, Suriah.

Tewasnya anak keenam Abu Jibril ini dinyatakan oleh putra sulung Jibril, Muhammad Jibril Abdul Rahman dalam laman Facebooknya.

"Adikku Ridwan terbunuh syahid Insyaa Allah akibat peluru tank syiah nushairiyah," kata Jibril dalam statusnya.

Abu Jibril merupakan tokoh Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Di Suriah Ridwan bukan bergabung dengan ISIS. Front Nusra cenderung lebih toleran dalam berurusan dengan warga sipil.

Ridwan bergabung dengan pasukan Jabhat Al Nusra. Al Nusra adalah pasukan yang selama ini memerangi rezim Al Assad di Suriah.

Al Nusra juga kerap disebut sebagai Al Qaeda di Suriah. Al Nusra adalah cabang Al Qaeda di negara yang tengah berkonflik itu. 

Data yang dihimpun oleh Reuters hingga Januari 2014 memperkirakan pasukan Front al-Nusra berjumlah sekitar 7.000 hingga 8.000 anggota, terdiri dari warga Suriah dan gerilyawan asing.

Banyak anggota Front Nusra berasal dari kelompok jihad, termasuk Islamic Front, yang telah berkontribusi dalam sejumlah peperangan sipil di Suriah. Front Nusra yang dipimpin oleh Abu Mohammed al-Golani,telah menyerukan gencatan senjata dengan ISIS dan sejumlah kelompok pemberontak lainnya, dengan tujuan meminimalisir jatuhnya korban dan memperlambat pertempuran.




sumber

0 komentar:

Posting Komentar