Senin, 23 Maret 2015

Tak Tahan Suara Bising, Tanda Anda Jenius?

Tak Tahan Suara Bising, Tanda Anda Jenius? Ilustrasi (Huffingtonpost)
Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan dua ilmuwan hebat dunia paling tidak tahan terhadap suara bising.
Kita semua merasa terganggu dengan suara bising. Namun jika itu benar-benar mengganggu, kemungkinan Anda adalah seorang yang jenius. Artinya para jenius tidak tahan terhadap bising dan memilih untuk mencari suasana tenang dalam berkarya.

Menjadi terlalu sensitif terhadap suara bisa menjadi kunci kreativitas para jenius seperti Charles Darwin dan Franz Kafka.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Neuropsychologia dikutip Daily Mail, Kamis 11 Maret 2015, mengungkapkan keduanya diketahui sebagai ilmuwan yang paling tidak tahan terhadap suara bising.

Para ahli psikologi kini yakin bahwa ketidakmampuan menyaring informasi sensorik yang tidak diinginkan dapat dikaitkan dengan kreativitas.

Penulis terkenal Perancis Marcel Proust adalah salah satu tokoh yang sering menggunakan penutup telinga saat berbaring di tempat tidurnya untuk mencari ilham.

Tidak hanya itu, dia akan melapisi dinding kamarnya dengan gabus untuk meredam suara dari luar kamar saat sedang berkarya.

Dan Kafka pernah berkata: "Saya butuh kesendirian untuk tulisan saya; tidak 'seperti pertapa' karena itu tidak akan cukup. Tapi seperti orang mati."

Darwin dan penulis Anton Chekhov juga dikenal suka mengeluh tentang bagaimana sulitnya mereka dalam menyaring kebisingan.

Baru-baru ini para ilmuwan di Northwestern University, Illinois, menguji 100 orang tentang kemampuan mereka mencari solusi yang jujur dan menemukan hubungan yang kuat antara ketidakmampuan menyaring audio yang tidak relevan, biasa disebut kebocoran sensory gating, dan kreativitas.

Dalam tes tersebut mereka diberikan solusi hingga skenario. Mereka dihadapkan pada tantangan memberikan jawaban yang jujur sebanyak-banyaknya. Cara tersebut dirancang untuk mengukur tingkat kreatif nyata yang dicapai.

Hasil penelitian juga menyebutkan, mereka yang mengalami penderitaan (sulit menyaring informasi sensorik) mungkin merasa lebih mudah untuk berpikir kreatif karena mereka dapat fokus pada berbagai hal secara bersamaan.

"Jika disalurkan ke arah yang benar, kepekaan ini bisa membuat hidup lebih kaya dan bermakna, memberikan pengalaman yang lebih pada ketajaman otak," kata Darya Zabelina, mahasiswa Ph.D psikologi di Northwestern University.






sumber




0 komentar:

Posting Komentar