Hacker Islamic State (IS) dilaporkan telah menyebarkan 100 nama, alamat dan foto petinggi militer Amerika Serikat secara online dan menyerukan kepada para pendukung dan simpatisannya di AS untuk membunuh mereka.
Data yang disebut ISIS sebagai "tentara salib" Amerika tersebut meliputi
nama, foto, alamat dan cabang dinas militer dari masing-masing tentara
AS yang berjumlah 100 orang. Sejumlah tentara bahkan disebutkan pangkat
militer mereka.
Kelompok Hacker IS menyebutkan meretas sejumlah server milik militer, database dan email untuk mendapatkan informasi tersebut. Dokumen data asli personel AS itu dipastikan cocok dengan informasi yang tersedia secara online, lapor TheBlaze.
"Bunuh mereka di tanah mereka sendiri, penggal kepala mereka di rumahnya, tusuk mereka sampai mati saat mereka berpikir bahwa mereka merasa aman," bunyi pernyataan IS Hacking Division.
Kelompok Hacker IS menyebutkan meretas sejumlah server milik militer, database dan email untuk mendapatkan informasi tersebut. Dokumen data asli personel AS itu dipastikan cocok dengan informasi yang tersedia secara online, lapor TheBlaze.
"Bunuh mereka di tanah mereka sendiri, penggal kepala mereka di rumahnya, tusuk mereka sampai mati saat mereka berpikir bahwa mereka merasa aman," bunyi pernyataan IS Hacking Division.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon menyatakan tengah menyelidiki kebenaran informasi ini.
"Saya tidak bisa mengkonfirmasi keabsahan informasi ini, tapi kami akan
selidiki," kata seorang pejabat pertahanan AS, yang berbicara dengan
syarat anonim, pada Sabtu (21/3), dikutip dari Reuters.
"Kami selalu mendorong personil kami untuk melakukan OPSEC (operasi
keamanan) yang sesuai dan menerapkan prosedur perlindungan," kata
pejabat tersebut menambahkan.
Seorang pejabat Departemen Pertahanan yang tidak disebutkan namanya yang
menyatakan bahwa sebagian besar informasi tentara AS dapat ditemukan
dalam catatan publik, situs alamat pencarian perumahan dan media sosial.
Dikutip dari The Times, pejabat militer AS menyatakan
bahwa nampaknya data tersebut diambil dari tentara AS yang namanya
disebutkan dalam artikel berita yang menginformasikan gempuran serangan
udara koalisi AS terhadap markas ISIS di Irak dan Suriah.
Lebih dari 60 negara termasuk dalam koalisi melawan ISIS. Selain AS ada
Australia, Belgia, Kanada, Denmark, Perancis, Yordania, Belanda, dan
Inggris yang menyerang di Irak. Sementara di Suriah, serangan dilakukan
oleh AS, Bahrain, Yordania, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Amerika Serikat sebagai negara utama dalam upaya menyerang ISIS di
Suriah dan Irak telah merogoh kocek hingga setara puluhan triliun rupiah
dalam lebih dari 2.000 kali serangan udara.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar