Seluruh dunia kini sangat tergantung dengan komputer. Segala sistem kini telah
terkomputerisasi, mulai dari perbankan, perdagangan, perbelanjaan,
telekomunikasi, maupun informasi. Ini membuat kita di seluruh dunia sangat
rentan terhadap serangan cyber.
Oleh karenanya, perang cyber yang dipicu oleh tekanan dan penangkapan
terhadap pendiri situs WikiLeaks cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, para hacker
pendukung WikiLeaks kemudian membidik perusahaan-perusahaan penyedia layanan
keuangan seperti PayPal, Mastercard, dan Visa, sehingga transaksi keuangan dan
perdagangan online melalui layanan-layanan tersebut bisa terganggu.
Berikut ini, daftar berbagai peristiwa perang cyber terbesar di duni
ayang tercatat oleh sejarah, yang dicatat oleh situs Discovery.
1. Serangan Worm Stuxnet (2010).
Serangan worm Stuxnet banyak dipandang oleh para pakar sebagai salah
satu serangan terbesar yang melibatkan kode program yang sangat kompleks. Serangan
worm ini memanfaatkan berbagai macam celah yang ada di sistem operasi Windows
yang belum banyak diketahui, dan mengincar sistem industri yang mengendalikan
berbagai perangkat mesin di instalasi pembangkt listrik maupun di
pabrik-pabrik.
Reaktor nuklir Bushehr IranTak salah bila banyak yang curiga bahwa worm
ini didalangi oleh pihak yang besar, bahkan disponsori oleh negara besar,
dalalam hal ini adalah negara barat."Level serangan seperti ini hanya bisa
dilakukan oleh pemerintahan sebuah negara, atau sebuah entitas yang didukung
oleh pendanaan luar biasa," kata Paul Royal, pakar TI dari Georgia
Institute of Technology. Iran menjadi negara yang paling banyak tertular oleh
worm ini, dan banyak yang curiga, pihak barat sengaja ingin melumpuhkan
pembangkit nuklir Bushehr dengan worm ini.
2. Aurora Operation (2009).
Pada 2009, sekitar 30 perusahaan besar termasuk Google dan Adobe
Systems, dikabarkan benajdi korban serangan cyber yang sangat rumit. Para
hacker berhasil mencuri properti intelektual dari perusahaan-perusahaan tadi
dengan memanfaatkan celah keamanan pada browser Internet Explorer.
Vice President of Threat Research McAfee, Dmitri Alperovitch mengatakan
bahwa ia menemukan kata 'Aurora' pada direktori file di komputer penyerang,
saat melakukan pelacakan dari komputer yang telah terinfeksi. Dipercaya, hacker
menamakan Aurora sebagai nama operasi ini.
Peresmian laman Google di China pada April 2006, "Pada kasus Aurora
ini, mereka tidak menginginkan uang. Mereka mengincar repositori sistem
proprietari dan properti intelektual yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan
serta kode sumber sistem yang merupakan hal yang terpenting dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan ini," kata Alperovitch.
Tak cuma orang-orang yang bekerja pada perusahaan multinasional yang
harus berhati-hati dengan upaya intrusi ini, namun beberapa tokoh oposisi China
juga diincar. Dari dokumen yang dibocorkan oleh Wikileaks, serangan ini
diinstruksikan oleh seorang petinggi di pemerintahan China.
3. Sentral Komando AS (2008)
Pencurian data informasi pribadi di komputer/notebookPada 2008
Departemen Pertahanan AS, mendapat serangan. Sumbernya: sebuah USB flash drive
yang tidak berwenang yang diselipkan ke salah satu laptop di sebuah markas
militer AS di Timur Tengah.
Flash disk tersebut mengandung kode berbahaya yang dikembangkan oleh
intelijen asing dan menyebar melalui sistem komputer Departemen Pertahanan AS
dan menyebabkan data dikirim ke server asing.
Serangan militer lainnya yang dilakukan melalui media portabel adalah
peristiwa penyalinan 250 ribu data memo diplomatik AS dan video serangan heli
Apache pasukan AS terhadap sekelompok sipil oleh Prajurit Satu Bradley Manning
ke dalam CD Lady Gaga dari salah satu markas militer AS di Irak.
4. Georgia (2008)
Pada 2008 Rusia dan Georgia terlibat konflik di Ossetia Selatan.
Serangan cyber melumpuhkan beberapa situs pemerintah Georgia dan situs-situs
media lokal, setelah Georgia menyerang Ossetia Selatan. Ini merupakan serangan
yang mirip dengan serangan ke Estonia pada 2007.
Serangan terhadap Georgia juga dilakukan menggunakan metoda Distributed
Denial of Service. Siapapun dalang serangan ini sepertinya telah mengembangkan
botnet, di mana masyarakat bisa mengunduhnya untuk membantu serangan terhadap
situs-situs Georgia.
5. Estonia (2007)
Estonia menghadapi gelombang serangan cyber yang melanda segenap
infrastruktur internet negara itu, mulai dari situs-situs pemerintahan,
perbankan, hingga situs-situs surat kabar lokalnya.
Serangan ini terjadi bersamaan dengan perseteruan antara Estonia dan Rusia terkait dengan rencana pemindahan makam Tallinn oleh pemerintahan Estonia. Para analis media menyebut konflik ini sebagai perang cyber pertama. Namun, pihak Rusia sendiri membantah bahwa serangan-serangan terhadap Estonia dilancarkan oleh pemerintah Rusia.
Serangan ini terjadi bersamaan dengan perseteruan antara Estonia dan Rusia terkait dengan rencana pemindahan makam Tallinn oleh pemerintahan Estonia. Para analis media menyebut konflik ini sebagai perang cyber pertama. Namun, pihak Rusia sendiri membantah bahwa serangan-serangan terhadap Estonia dilancarkan oleh pemerintah Rusia.
SUMBER : ishthesyndicate.blogspot.com
informasi yang sangat menarik sekali min, terimakasih....
BalasHapussolder uap