Nick Clegg, deputi PM Inggris, mengatakan jika Benjamin Netanyahu
menolak solusi dua negara dan memperluas permukiman Yahudi, tidak ada
pilihan bagi parlemen Inggris selain mengakui negara Palestina.
Pernyataan Netanyahu selama kampanye, bahwa tidak akan ada negara
Palestina selama dirinya mejabat perdana menteri, membuat PM David
Cameron dan Presiden AS Barrack Obama gundah.
Pernyataan itu menjadi penentu kemenangan Netanyahu dalam pemilu kali
ini. Partai Likud, yang dipimpinnya, meraih 30 suara -- mengungguli Uni
Zionis yang meraih 24 kursi.
AS sempat merespon pernyataan itu dengan mengatakan akan
mempertimbangkan dukungan kepada Israel di PBB. Kini giliran Inggris
mengancam akan mengakui negara Palestina.
Guardian melaporkan Clegg berbagi pandangan dengan Obama
selama acara radio. Saat itu Clegg mengatakan Netanyahu melakukan
sesuatu yang tidak ada politisi di Israel pernah melakukannya, yaitu
menyingkirkan prospek solusi dua negara.
"Ini sangat mengkhawatirkan," ujar Clegg.
"Jika Netanyahu menolak solusi dua negara dan memperluas permukiman di
Tepi Barat, dunia -- termasuk parlemen Inggris -- tidak punya pilihan
selain mengakui negara Palestina," demikian Clegg.
Meski Netanyahu menarik ucapannya dalam wawancara dengan MSNB, Clegg dan
Obama tetap tidak percaya. Tzipi Livni, lawan politik Netanyahu, sempat
mengatakan tidak ada lagi yang percaya kepada Netanyahu setelah dia
melakukan politik zigzag; menolak dan mengakui solusi dua negara.
Livni menyebut Netanyahu memainkan politik zigzag. Ia mengatakan tidak
ada lagi negara di muka bumi ini yang percaya pada Benjamin Netanyahu.
Saat kanpanye, Netanyahu berteriak; "Tidak akan ada negara Palestina selama saya menjabat perdana menteri Israel."
Obama tak beri selamat Netanyahu
Benjamin Netanyahu memulai lagi perseteruannya dengan Washington.
Setelah Netanyahu bersumpah tidak akan membiarkan pembentukan negara
Palestina.
Gedung Putih naik pitam, yang membuat juru bicara Josh Earnes, Rabu
(18/3), merasa perlu mengeluarkan bernada menyerang Netanyahu.
"Dalam konteks pemilu baru-baru ini, PM Netanyahu menunjukan perubahan dalan posisi," ujarnya.
"Berdasarkan komentar banyak orang, AS akan mengevaluasi pendekatan kami," lanjutnya.
Obama, menurut Erarnest, sama sekali tidak menelepon Netanyahu dan menyampaikan ucapan selamat atas kemenangannya.
Keretakan besar Israel - Washington terjadi ketika Netanyahu menuduh AS
mengucurkan uang yang menggerakan warga Arab ke kotak-kota suara
pemilihan parlemen saat pemilu berlangsung.
"Suara di sektor Arab meningkat tiga kali lipat. Ini ancaman nyata,"
ujar Netanyahu. "Uang AS dan imbauan Abu Mazen membuat orang-orang Arab
berteriak go and vote."
Pernyataan Netanyahu, yang disampaikan saat perhitungan suara berlangsung, membuat marah warga Arab.
Warga Arab dari Kfar Kana, mengatakan; "Netanyahu tidak bisa menyembunyikan nurani rasis terhadap orang Arab."
0 komentar:
Posting Komentar