Minggu, 22 Maret 2015

AS-Israel Kritis, Inggris isyaratkan akui Palestina

Nick Clegg, deputi PM Inggris, mengatakan jika Benjamin Netanyahu menolak solusi dua negara dan memperluas permukiman Yahudi, tidak ada pilihan bagi parlemen Inggris selain mengakui negara Palestina.

Pernyataan Netanyahu selama kampanye, bahwa tidak akan ada negara Palestina selama dirinya mejabat perdana menteri, membuat PM David Cameron dan Presiden AS Barrack Obama gundah.

Pernyataan itu menjadi penentu kemenangan Netanyahu dalam pemilu kali ini. Partai Likud, yang dipimpinnya, meraih 30 suara -- mengungguli Uni Zionis yang meraih 24 kursi.

AS sempat merespon pernyataan itu dengan mengatakan akan mempertimbangkan dukungan kepada Israel di PBB. Kini giliran Inggris mengancam akan mengakui negara Palestina.

Guardian melaporkan Clegg berbagi pandangan dengan Obama selama acara radio. Saat itu Clegg mengatakan Netanyahu melakukan sesuatu yang tidak ada politisi di Israel pernah melakukannya, yaitu menyingkirkan prospek solusi dua negara.

"Ini sangat mengkhawatirkan," ujar Clegg.

"Jika Netanyahu menolak solusi dua negara dan memperluas permukiman di Tepi Barat, dunia -- termasuk parlemen Inggris -- tidak punya pilihan selain mengakui negara Palestina," demikian Clegg.

Meski Netanyahu menarik ucapannya dalam wawancara dengan MSNB, Clegg dan Obama tetap tidak percaya. Tzipi Livni, lawan politik Netanyahu, sempat mengatakan tidak ada lagi yang percaya kepada Netanyahu setelah dia melakukan politik zigzag; menolak dan mengakui solusi dua negara.

Livni menyebut Netanyahu memainkan politik zigzag. Ia mengatakan tidak ada lagi negara di muka bumi ini yang percaya pada Benjamin Netanyahu.

Saat kanpanye, Netanyahu berteriak; "Tidak akan ada negara Palestina selama saya menjabat perdana menteri Israel."

Obama tak beri selamat Netanyahu

Benjamin Netanyahu memulai lagi perseteruannya dengan Washington. Setelah Netanyahu bersumpah tidak akan membiarkan pembentukan negara Palestina.

Gedung Putih naik pitam, yang membuat juru bicara Josh Earnes, Rabu (18/3), merasa perlu mengeluarkan bernada menyerang Netanyahu.

"Dalam konteks pemilu baru-baru ini, PM Netanyahu menunjukan perubahan dalan posisi," ujarnya.

"Berdasarkan komentar banyak orang, AS akan mengevaluasi pendekatan kami," lanjutnya.

Obama, menurut Erarnest, sama sekali tidak menelepon Netanyahu dan menyampaikan ucapan selamat atas kemenangannya.

Keretakan besar Israel - Washington terjadi ketika Netanyahu menuduh AS mengucurkan uang yang menggerakan warga Arab ke kotak-kota suara pemilihan parlemen saat pemilu berlangsung.

"Suara di sektor Arab meningkat tiga kali lipat. Ini ancaman nyata," ujar Netanyahu. "Uang AS dan imbauan Abu Mazen membuat orang-orang Arab berteriak go and vote."

Pernyataan Netanyahu, yang disampaikan saat perhitungan suara berlangsung, membuat marah warga Arab.

Warga Arab dari Kfar Kana, mengatakan; "Netanyahu tidak bisa menyembunyikan nurani rasis terhadap orang Arab."

0 komentar:

Posting Komentar