Sabtu, 28 Maret 2015

Mengapa Korban ISIS tak Tampak Ketakutan sebelum Dipenggal?



Sejumlah sandera dieksekusi mati ISIS dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan ekspresi yang sama: tampak tenang dan tidak sedikit pun terlihat ekspresi ketakutan.

Mengapa mimik muka mereka seperti itu?

Berbicara kepada Sky News, mantan penerjemah ISIS Saleh, demikian mantan penerjemah itu menyebut diri, terakhir menyaksikan langsung Emwazi membunuh Kenji Goto -- wartawan Jepang.

Saleh membeberkan apa yang terjadi di balik video eksekusi. Saleh melarikan diri dari ISIS dan kini berada di Turki. 

Sky News mewawancarai Saleh di sebuah tempat di Turki, tidak jauh dari perbatasan Turki-Suriah.

Dia mengaku diperintahkan oleh algojo ISIS 'Jihadi John' untuk menenangkan sandera dengan mengatakan, "Tenang saja, ini tidak benar-benar. Kami tidak membunuh Anda, kami hanya ingin pemerintah negara Anda berhenti menyerang Suriah."

"Kami tidak punya masalah dengan Anda. Anda tamu kami," kata Saleh dalam wawancara denganSky News yang dimuat News.com.au, Rabu (11/3/2015).

Saleh menjelaskan, para sandera diberikan nama dalam bahasa Arab sebagai upaya membuat mereka dekat dengan anggota ISIS lainnya. Sehingga korban percaya bahwa ia tidak akan dieksekusi.

Dia mencontohkan, salah satu korban asal Jepang yang merupakan jurnalis foto bernama Kenji Goto diberi nama 'Abu Saad'. Ketika ia dipanggil dengan nama tersebut, ia tampak sangat relaks.

"Mungkin juga mereka tidak bisa melafal nama Kenji Goto, sehingga mereka memilih untuk memanggilnya Abu Saad. Tapi aku lihat langsung, Goto langsung tenang ketika dipanggil nama itu," ujar Saleh.

Saleh menambahkan, "Hampir setiap saat, ketika menjelang dieksekusi, mereka diminta untuk tenang, jangan takut, karena ini cuma main-main, atau latihan saja."

Kata-kata itu, menurut Saleh, yang kerap membuat tawanan tidak merasa khawatir.

"Seiring waktu, ketika tidak ada kejelasan, tawanan tahu mereka akan dibunuh," ujar Saleh.

Paling Disegani

Orang-orang, masih menurut Saleh, menyebut Jihadi John sebagai bos besar. Sebagai bos, Emwazi kerap menginginkan semua berjalan cepat.

"Ia selalu mengatakan; cepat, cepat. Kita harus menyelesaikannya," demikian Saleh.

Saleh mengungkapkan, Jihadi John merupakan bos besar di kelompok tersebut. "Semua orang menghormati dan takut padanya. Setiap perintahnya pasti dijalankan," lanjutnya.

Sejak tiba di Suriah tahun 2012, Emwazi disebut-sebut telah menjadi idola anak-anak para jihadis. Saleh tidak tahu apa yang membuatnya menjadi idola, dan ditakuti.

"Mungkin daya tarik Emwazi adalah semangat membunuh orang asing. Ia tidak menggunakan senjata api, tapi pisau berburu," Saleh berasumsi.

Sebelumya ayah Mohammed Emwazi membantah bahwa Jihadi John adalah anaknya. Ia mengatakan, tak ada bukti bahwa putranya ada di balik pria sadis yang selalu muncul menggunakan kedok hitam itu.

"Tak ada yang membuktikan kabar yang menyebar di media, khususnya lewat klip video dan rekaman, bahwa anakku Mohammed adalah algojo ISIS itu," kata Jassem Emwazi kepada harian Kuwait, al Qabas, seperti dikutip dari CNN.

0 komentar:

Posting Komentar