Hanya dua kilometer dari selatan kota Khan Younis di pantai Jalur Gaza, nelayan Fouad Amoudi melihat gerakan aneh berupa gelombang air laut berwarna putih yang ternyata adalah sekawanan hiu yang tengah lewat.
"Saya segera memanggil beberapa teman dan bergegas untuk menangkap rejeki berharga yang dikirim Allah," kata Amoudi kepada Xinhua dengan senyum lebar di wajahnya dikutipDream.co.id, Senin 20 April 2015.
Menurutnya, bukan pekerjaan mudah untuk menangkap sejumlah besar hiu tersebut.
Amoudi dan lima nelayan lainnya mengambil perahu dan jaring tradisional mereka dan berlayar sejauh dua kilometer ke laut, untuk menangkap hiu sebanyak-banyaknya.
Saking banyaknya, Amoudi dan rekan-rekannya terpaksa memanggil puluhan nelayan lainnya untuk membantu mereka.
Beberapa lama kemudian, Amoudi dan rekan-rekannya berhasil menangkap sampai 100 ekor hiu, yang masing-masing beratnya berkisar antara 50 sampai 100 kilogram.
"Meskipun kami tidak memiliki kapal ikan besar dan kekurangan alat, kami akhirnya berhasil menangkap sejumlah besar hiu," kata Amoudi.
"Israel telah menutup jalur laut, tapi Allah mengirimkan rezeki kepada kami untuk anak-anak kami."
Israel memberlakukan blokade baik di udara dan darat di Jalur Gaza setelah Hamas menguasai Jalur Gaza yang miskin sejak tahun 2007. Tentara Israel mengobarkan perang sebanyak tiga kali di wilayah tersebut pada tahun 2009, 2012 dan 2014.
Sebelum Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di daerah Jalur Gaza pada musim panas tahun lalu, warga diperbolehkan menangkap ikan di laut dengan luas enam mil. Namun saat perang berlangsung, luas tangkapan semakin dikurangi menjadi hanya tiga mil.
Setelah gencatan senjata yang ditengahi Mesir dicapai pada tahun 2014, Israel mengembalikan daerah penangkapan ikan menjadi enam mil lagi.
"Meski sudah gencatan senjata dan membiarkan kami melaut seluas enam mil seperti sebelumnya, angkatan laut Israel tidak pernah berhenti mengejar kapal kami. Mereka menembaki kami hingga banyak nelayan yang tewas atau terluka. Kadang-kadang mereka juga menangkap dan merusak kapal kami," keluh Amoudi.
Tidak hanya Amoudi, tetapi juga 3.000 nelayan di sepanjang garis pantai Jalur Gaza berharap Israel menghentikan serangan terhadap nelayan dan memperluas daerah penangkapan sampai 20 mil seperti dulu sebelum pecahnya Intifada kedua pada akhir September 2000.
"Kami berharap pendudukan Israel ini akan berakhir suatu hari dan semua nelayan bisa melaut dengan wilayah yang lebih luas dan juga bisa menyelam," kata Mahmoud, seorang nelayan teman Amoudi.
Dia menambahkan ratusan hiu yang berhasil dia tangkap bersama rekan-rekan yang lain bisa memenuhi kebutuhan makan ratusan keluarga.
Penangkapan ratusan ikan hiu tersebut menghebohkan Jalur Gaza. Nizar Ayyash, Ketua Serikat Nelayan Jalur Gaza mengatakan, fenomena ratusan ikan hiu berada di perairan pantai Jalur Gaza adalah peristiwa alami biasa.
"Ini adalah kondisi yang normal. Setiap tahun, mulai akhir Maret hingga awal April, hiu dan banyak ikan lainnya datang untuk kawin dekat pantai, dan kemudian saat musim berakhir mereka akan menghilang dari pantai Gaza," kata Ayyash. (Ism)
[crosslink_1]
0 komentar:
Posting Komentar